TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Hidup dan Mati {2}



Hidup dan Mati {2}

0Liu Anqier terus melawan para iblis itu, iblis-iblis yang mencoba menyerangnya pun tumbang.     
0

Wu Chong Ye yang melihat kejadian itu tepat di atas atap pun agaknya kesal melihat hal itu.     

"Pangeran Wu, ilmu bela diri dari Dayang Liu benar-benar hebat. Dia tak kalah jauh dari Panglima Jiang. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Jika dia terus melawan, tak diragukan lagi jika prajurit utusan kita akan habis, Pangeran. Terlebih dia memegang belati aneh yang tidak hanya melumpuhkan prajurit kita. akan tetapi memusnahkan prajurit kita dengan sangat nyata."     

Wu Chong Ye masih diam, rahangnya mengeras, tangannya mengepal kuat-kuat. Dia benar-benar tak menyangka, jika kekuatan Liu Anqier berkali-kali lipat telah bertambah. Apakah selama di istana ini dia berlatih ilmu seni bela diri? Jika iya, sepertinya Wu Chong Ye tahu siapa pelaku yang telah melakukan ini.     

"Jika kita tidak bisa melumpuhkan Dayang sialan itu. Maka tangkap dua Dayang lemah itu. Sebab kelemahan dari Dayang sialan itu adalah tidak pernah tega jika orang di sekelilingnya menderita," perintah Wu Chong Ye. Dia kembali menyeringai. Rahangnya mengeras, kemudian dia melihat lagi Liu Anqier yang telah menghabisi para prajuritnya.     

Liu Anqier pun melihat keberadaan Wu Chong Ye, kemudian dia menapak bahu salah satu iblis di sana. Liu Anqier berdiri tepat di atap, berhadapan dengan Wu Chong Ye.     

Matanya tampak tajam memandang Wu Chong Ye, sementara laki-laki itu seolah biasa saja. Dia menyeringai, memandang Liu Anqier. seolah mendapat tantangan, entah kenapa dia selalu terkejut dan kagum dengan Liu Anqier. gadis itu tampak benar-benar berbeda dari gadis pada umumnya. Sosok yang benar-benar melebihi pikirannya sendiri dan dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk itu.     

"Dayang Liu, bukankah kau sedang hamil. Tidak akan menjadi hal baik wanita hamil untuk banyak bergerak."     

"Bukankah itu keinginanmu, Pengeran Wu? Kau sangat tidak suka dengan janin yang kukandung ini, bukan? Karena yang kau tahu, jika janin ini sampai lahir, dia akan bisa melengserkanmu dari kemungkinan menjadi Raja berikutnya setelah lengsernya Yang Mulia Raja,"     

Mendengar ejekan itu, Wu Chong Ye tampak emosi. Tangannya mengepal kuat dengan mimik wajah yang tenang sama sekali. dia paling benci jika dikatakan seperti itu. terlebih menyinggung masalah tahta. Dia sudah cukup sabar menghadapi Chen Liao Xuan, dan dia tidak akan sesabar itu lagi jika terus-terusan ditekan oleh wanita menyebalkan yang ada di depannya ini.     

"Dayang Liu, bisakah kau diam saja? Sebab apa yang kau lakukan benar-benar akan menjadi sangat menyebalkan untukku," geram Wu Chong Ye.     

Liu Anqier langsung mengangkat pedangnya, membuat Wu Chong Ye menghunus pedang yang sedari tadi dibawa oleh tangan kanannya itu. keduanya kini sama-sama terbang di langkit, suara nyaring dari pedang mereka terdengar memekakan telinga.     

Lee Huanran dan Zhao Mimi hanya bisa memekik melihat hal itu. ini adalah hal yang sangat gawat. Bagaimana tidak, mereka tahu siapa Wu Chong Ye. Iblis satu itu selain terkenal jahat, tapi juga memiliki ilmu bela diri yang sebanding dengan Jiang Kang Hua. Bahkan, ilmu sihirnya lebih mengerikan dari pada ilmu seni bela dirinya.     

"Dayang Liu, berhentilah! Ayo kita mundur!" teriak Zhao Mimi.     

Dia tampak berpelukan dengan Lee Huanran, keduanya tampak benar-benar ketakutan setengah mati. Selain di depan mereka masih terjadi peperangan, di langit Liu Anqier dan Wu Chong Ye juga melakukan pertarungan sengit.     

"Jika aku mampu mengalahkanmu, aku akan menikmati tubuhmu di depan umum, Dayang Liu," geram Wu Chong Ye yang mulai kesal.     

Liu Anqier yang nyaris terkena serangan pedang Wu Chong Ye pun tampak menyeringai, kemudian dia berputar sehingga pedangnya melukai lengan Wu Chong Ye.     

Wu Chong Ye mundur, membuat Liu Anqier tersenyum penuh kemenangan. "Hanya ada dalam mimpimu, Pangeran Wu!" ejeknya.     

Dengan emosi yang membuncah, Wu Chong Ye kembali terbang. Keduanya tampak sedang beradu pedang dengan begitu mengerikan.     

Liu Anqier berusaha terus menghindar, karena Wu Chong Ye terlalu bernafsu untuk menusuk perutnya. Hingga kemudian, Wu Chong Ye terbang lebih tinggi, lalu tangan kirinya memukul dada Liu Anqier sampai Liu Anqier terpental dengan sempurna.     

Lee Huanran dan Zhao Mimi berteriak histeris dengan hal itu, Liu Anqier menehan dadanya sambil berlutut. Pedangnya dia gunakan sebagai penyangga tubuhnya. Untuk kemudian dia kembali memandang Wu Chong Ye. Setelah itu dia memuntahkan darah segar dari mulutnya dengan sempurna.     

Di sisi lain Chen Liao Xuan yang tampak sedang dijamu oleh Raja dari istana laut pun langsung menekan dadanya, bagai didorong oleh seseorng dia pun langsung muntah darah dengan sempurna.     

Keringat mulai berkucuran dari keningnya, matanya kini tampak nanar. Tangannya mengepal kuat-kuat dengan rahangnya yang mengeras.     

"Yang Mulia Raja apa yang sebenarnya terjadi? kenapa—"     

Ucapan Li Zheng Xi terhenti saat Chen Liao Xuan melarangnya bicara lagi. Chen Liao Xuan tahu, ini bukan dirinya yang terluka. Tapi, Liu Anqier. apa yang sebenarnya terjadi sampai gadisnya terluka seperti ini? ini adalah luka dari serangan seseorang, tenaga dalam dengan kekuatan yang cukup besar.     

Rahang Chen Liao Xuan mengeras, dia tidak akan pernah bisa memaafkan siapa pun yang telah menyakiti wanitanya. Terlebih wanitanya dalam keadaan hamil seperti ini.     

Dan di sisi lain, Jiang Kang Hua langsung berlutut dengan patuh. Saat para Kasim sudah mengepungnya dan memaksanya berlutut tepat di depan Cheng Wan Nian.     

Sial! Batinnya terus meronta karena dia terlalu emosi dan malah terperangkap oleh jebakan Cheng Wan Nian. Sementara dia sama sekali tidak tahu bagaimana keadaan Liu Anqier sampai saat ini. Jiang Kang Hua hanya bisa berharap jika Liu Anqier akan baik-baik saja.     

"Kenapa Panglima Jiang? Sepertinya nyalimu sudah ciut. Bukankah kau tadi cukup percaya diri untuk sekadar mengatakan jika kau tak membutuhkan aku? Kau tak takut denganku? Lantas kenapa sekarang kau berlutut di depanku seperti ini?" kata Cheng Wan Nian.     

Jiang Kang Hua ingin berontak. Tapi kedua tangannya sudah diikat ke atas meliliti sebuah balok besar, dan dirantai dengan rantai yang cukup besar. Sementara kedua kakinya juga dirantai dengan sempurna.     

Ternyata alasan kebakaran itu hanyalah satu dari rencana mereka. tepat di saan Jiang Kang Hua kesana, yang ada dia langsung dihadapkan oleh para Kasim tertinggi istana dan dia tidak bisa berbuat banyak, ketika stempel kerajaan dibawa oleh Cheng Wan Nian. Entah dengan cara apa, kenapa bisa stempel itu ada di tangan Cheng Wan Nian dengan sangat nyata.     

Jiang Kang Hua tampak berusaha melepaskan ikatannya, tapi dia tidak bisa melakukan apa pun sekarang.     

"Kenapa Panglima Jiang? Kau ingin bebas? Maka memohonlah kepadaku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.